SRAGEN- Pasca ditutupnya akses jalan yang melewati perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Siboto Desa Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen, setelah adanya insiden Kereta api vs Mobil Patroli Polsek Kalijambe dan terdapat Tiga personil yang masing-masing Dua dari Kepolisian serta Satu dari TNI menjadi korban, warga masih berharap agar jalan tersebut dibuka kembali.
Selama jalan ditutup warga merasa terisolir, pernyataan itu disampaikan oleh Udin Fatkhurrahman koordinator tim Desa Kalimacan pembukaan portal jalan Siboto. Rabu (20/1/2021)
"Kami sudah terisolir setelah jalan di perlintasan kereta api tersebut ditutup, " paparnya kepada indonesiasatu.co.id.
Udin menguraikan bahwa jalan tersebut merupakan akses yang efektif untuk warga Kalimacan dan sekitarnya beraktifitas, namun setelah jalan tersebut ditutup warga banyak menuai kendala.
"Setelah jalan ditutup warga merasakan efeknya, padahal ada 6 Dukuh di Kebayanan sini merupakan sentra kegiatan, yakni sekolahan, pabrik, sosial dan keagamaan. Pelaku kegiatan juga ada yang dari luar daerah, contoh seperti anak sekolah, jika jalan ditutup otomatis akan berimbas pada jaraknya, karena harus memutar jalur untuk sampai di sekolah. Kalau jalan ditutup bisa jadi nanti anak malas sekolah disini karena terpaut jarak, dan memilih sekolah lain yang aksesnya mudah, tidak menutup kemungkinan sekolah itu nanti tidak ada muridnya kemudian tutup, " lanjutnya.
Upaya formal telah ditempuh oleh warga, seperti koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten melalui komunikasi Pemerintah Desa Kalimacan.
"Upaya demi upaya formal sudah kami tempuh, karena kami memang menginginkan jalan bisa dibuka kembali. Kami tidak melakukan tindakan-tindakan negatif maupun anarkis, selagi upaya positif masih bisa kami lakukan, " tutur Udin.
Menurut warga, jika jalan itu nanti masih dimungkinkan untuk dibuka kembali maka warga akan melakukan penjagaan 24 jam di jalan perlintasan kereta api tanpa palang pintu tersebut. Kesanggupan itu sudah disepakati seluruh warga, dan terkait pengelolaan penjagaan akan laksanakan secara swakelola oleh warga itu sendiri.
Donasi tanda tangan, sebagai wujud dukungan agar jalan dibuka kembali
Selain itu, warga juga berinisiatif memasang spanduk kosong di lokasi jalan yang ditutup, hal itu dilakukan warga guna mendapatkan simpatisan pengguna jalan untuk kepedulian maupun dukungan terhadap kepentingan bersama, yakni dibukanya kembali jalan Siboto.
Dukungan mengalir banyak, terbukti dari sekian spanduk yang dipasang semuanya terisi penuh tanda tangan simpatisan.
Diharapkan upaya yang dilakukan oleh warga bisa mengetuk hati Dirjen Kereta Api, Dirjen Perhubungan dan Daop VI Jogjakarta untuk meninjau kembali kebijakan penutupan jalan Siboto dengan segera mengambil keputusan membuka kembali jalan tersebut. (Sugiyanto)